Sumber: http://eltelu.blogspot.com/2012/09/cara-membuat-tab-menu-horizontal.html#ixzz2D99YaIu8 expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Translate

Rabu, 28 November 2012

Dexamethason

Dexamethason dapat dengan mudah ditemukan pada warung-warung kelontong di sekitar rumah. Biasanya, dexamethason digunakan oleh orang tua untuk mengobati pegal-pegal atau gatal. Selain itu, dexamethason juga sering disebut obat dewa. Ada yang menggunakannya sebagai obat flu dan asma.

Ternyata, penggunaan dexamethason berlebih akan meningkatkan proses glukoneogenesis, sehingga badan terlihat semakin kurus. Selain itu, ada juga efek imunosupresif, yang mana akan menurunkan daya tahan seseorang. Penaikan berat badan, wajah moon face (bulat), kaki dan tangan bagian atas lebih gemuk, adanya lemak di bahu dan di bawah tengkuk, serta kemerahan di perut.
Penggunaan dexamethason sebaiknya dengan sepengetahuan dokter, sehingga dapat disesuaikan antara dosis pemakaian dan kebutuhannya. Jika digunakan tanpa sepengetahuan dokter, dan penggunaannya sudah lama, jika dihentikan akan membuat tubuh menjadi sangat lemah dan bisa berakibat karena kematian.

Dexamethason merupakan glukokortikoid sintesis. Glukokortikoid dihasilkan oleh kelenjar adrenal pada bagian korteks. Stres bisa meningkatkan sekresi kelenjar adrenal.

Selain dexamethason, ada juga betametason dan prednisolon, yang fungsinya sama. Adanya udema (penumpukan cairan di bagian tertentu), rasa cemas maupun gelisah, jerawat, maupun terjadinya osteoporosis merupakan efek samping dari obat ini.

Analgesik Atau Anti Nyeri

Analgesik adalah obat anti nyeri yang tidak menimbulkan hilangnya kesadaran. Ada beberapa tipe analgesik:
NSAIDs (Non-Steroid Anti-Inflamation Drugs) atau AINS (Anti-Inflamasi Non-Steroid), seperti parasetamol, aspirin/salisilat dan ibuprofen.
Opiod/narkotik, seperti Kodein, Morfin.
Parasetamo/Asetamiofen, banyak dipilih sebagai analgesik dan sebagai antipiretik/obat penurun panas, karena sifatnya yang relatif lebih aman dibandingkan dengan analgesik lain seperti aspirin yang dapat menimbulkan iritasi lambung dan gangguan peredaran darah, ibuprofen yang lebih banyak menimbulkan alergi atau dipiron/antalgin yang juga tidak sedikit penderita menjadi alergi setelah minum obat ini. Sampai saat inipun parasetamol dipandang aman untuk ibu hamil dan menyusui.

Dosis parasetamol yang disarankan untuk
Dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun: 325 – 650 mg/sekali pakai, interval waktu 4-6 jam. Dosis maksimal 4000 mg/hari.
anak-anak 6-11 tahun: 150 -300 mg
anak-anak di bawah 6 menggunakan dosis 10 mg/kgBB/kali, atau ikuti saran dokter yg memberi resep.
Pemakaian analgesik/antipiretik sebaiknya jika diperlukan saja artinya obat diminum jika memang sakit/nyeri/ demam, sekalipun diresepkan 4x sehari jika dengan 1-2 kali pakai sudah sembuh obat tidak perlu dilanjutkan. Berbeda dengan antibiotik yang harus diminum/dihabiskan sesuai dengan jumlah yang diresepkan untuk mencegah resistensi kuman.
Jika selama pemakaian maksimal 10 hari (5 hari untuk anak) sebagai analgesik dan selama 3 hari untuk menurunkan panas, parasetamol tidak memberikan hasil/penyakit tidak hilang atau demam tidak turun sebaiknya segera hubungi dokter, karena bisa jadi gejala ini bukan nyeri biasa tapi perlu terapi penyebab dari penyakit yang timbul. Karena tidak semua nyeri – seperti nyeri kepala- dapat diobati dengan parasetamol/analgesik lain. Nyeri kepala karena migrain berbeda terapinya dengan nyeri kepala yang disebabkan oleh flu ataupun nyeri kepala karena sinusitis.

Sekalipun parasetamol dipandang relatif aman, bukan berarti tidak ada efek samping yang terjadi dengan pemakaian obat ini, antara lain: sakit kepala ringan, nyeri punggung bawah, reaksi alergi-tetapi sangat jarang- seperti kemerahan, susah bernafas, jika terjadi hal terakhir ini segera hentikan pemakaian. Jadikan catatan bahwa anda punya riwayat alergi terhadap Parasetamol, sampaikan kepada dokter sehingga dokter tidak memberikan obat ini. Untuk pasien yang menggunakan parasetamol overdosisdan pemakain rutin/harian maka akan memungkinkan untuk terjadinya kerusakan hati dan ginjal.

Parasetamol juga dapat berinteraksi dengan obat lain sehingga bisa memperburuk efek samping yang timbul baik dari parasetamol sendiri maupun obat lain yang diminum bersamaan seperti kontrasepsi oral, alkohol, obat anti kejang (Dilantin), AINS, obat penurun kolesterol (Questran), dan antibiotik (Isoniazid).

Untuk manajemen nyeri:
1.berusahalah untuk tenang dan mengalihkan perhatian dari si nyeri seperti dibawa tidur dulu, mendengarkan lantunan ayat-ayat Allah SWT, atau aktivitas ringan lain yang bisa mengalihkan perhatian.
2.Coba juga untuk tidak tergantung ke obat misalnya dengan mencari resep-resep tradisional dan alami yang –insya Allah- sedikiiit sekali efek sampingnya. Seperti resep-resep dari jahe dsb.
3.Selain itu untuk mencegah nyeri, koreksi posisi kerja yang mungkin memperburuk keadaan dan tukar kebiasan-kebiasaan tersebut serta lakukan olahraga secara teratur.

Sabtu, 24 November 2012

Apicilin (Antibiotik)


Ampicillin merupakan salah satu obat antibiotik yang mulai dikenal dari tahun 1961. Obat antibiotik berperan untuk mengobati infeksi akibat bakteri atau kuman. Cara kerjanya adalah sebagai inhibitor kompetitif enzim transpeptidase yang merupakan enzim untuk membuat dinding sel bakteri. Dengan mengonsumsinya maka perkembangan bakteri menjadi terhambat. Bakteri menjadi mati dan penyakit pun dapat sembuh.

Indikasi:
Ampisilina digunakan untuk pengobatan:
Infeksi saluran pernafasan,seperti pneumonia faringitis, bronkitis, laringitis.
Infeksi saluran pencernaan, seperti shigellosis, salmonellosis.
Infeksi saluran kemih dan kelamin, seperti gonore (tanpa komplikasi), uretritis, sistitis, pielonefritis.
Infeksi kulit dan jaringan kulit.
Septikemia, meningitis.

Kontra Indikasi:
Hipersensitif terhadap penisilina.

Komposisi:
Tiap captab mengandung Ampisilina Trihidrat setara dengan Ampisilina Anhidrat 500 mg.

Cara Kerja:
Ampisilina termasuk golongan penisilina semisintetik yang berasal dari inti penisilina yaitu asam 6-amino penisilinat (6-APA) dan merupakan antibiotik spektrum luas yang bersifat bakterisid.
Secara klinis efektif terhadap kuman gram-positif yang peka terhadap penisilina G dan bermacam-macam kuman gram-negatif, diantaranya :
1.Kuman gram-positif seperti S. pneumoniae, enterokokus dan stafilokokus yang tidak menghasilkan penisilinase.
2.Kuman gram-negatif seperti gonokokus, H. influenzae, beberapa jenis E. coli, Shigella, Salmonella dan P. mirabilis.

Dosis:
Untuk pemakaian oral dianjurkan diberikan ½ sampai 1 jam sebelum makan.
Cara pembuatan suspensi, dengan menambahkan air matang sebanyak 50 ml, kocok sampai serbuk homogen. Setelah rekonstitusi, suspensi tersebut harus digunakan dalam jangka waktu 7 hari.
Pemakaian parenteral baik secara i.m. ataupun i.v. dianjurkan bagi penderita yang tidak memungkinkan untuk pemakaian secara oral.

Cara pembuatan larutan injeksi:
Kemasan Cara pemakaian Penambahan air untuk injeksi
Vial 0,5 g i.m./i.v. 1,5 ml
Vial 1,0 g i.m./i.v. 2,0 ml


Posologi:
Terapi oral
Dewasa dan anak-anak dengan berat badan lebih dari 20 kg :
Infeksi saluran pernafasan : 250 - 500 mg setiap 6 jam.
Infeksi saluran pencernaan, saluran kemih dan kelamin : 500 mg setiap 6 jam.

Anak-anak dengan berat badan 20 kg atau kurang : 50 - 100 mg/kg BB sehari diberikan dalam dosis terbagi setiap 6 jam.

Pada infeksi yang berat dianjurkan diberikan dosis yang lebih tinggi.

Terapi parenteral
Dewasa dan anak-anak dengan berat badan lebih dari 20 kg :
Infeksi saluran pernafasan, kulit dan jaringan kulit : 250 - 500 mg setiap 6 jam.
Infeksi saluran pencernaan, saluran kemih dan kelamin : 500 mg setiap 6 jam.
Septikemia dan bakterial meningitis : 150 - 200 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi setiap 3 - 4 jam, diberikan secara i.v. selama 3 hari selanjutnya secara i.m.


Anak-anak dengan berat badan 20 kg atau kurang:
Infeksi saluran pernafasan, kulit dan jaringan kulit : 25 - 50 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi setiap 6 jam.
Infeksi saluran pencernaan, saluran kemih dan kelamin : 50 - 100 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi setiap 6 jam.
Septikemia dan bakterial meningitis : 100 - 200 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi setiap 3 - 4 jam, diberikan secara i.v. selama 3 hari selanjutnya secara i.m.

Bayi berusia 1 minggu atau kurang :
25 mg/kg BB secara i.m./i.v. setiap 8 - 12 jam.

Bayi berusia lebih dari 1 minggu :
25 mg/kg BB secara i.m./i.v. setiap 6 - 8 jam.

Efek Samping:
Pada beberapa penderita, pemberian secara oral dapat disertai diare ringan yang bersifat sementara disebabkan gangguan keseimbangan flora usus. Umumnya pengobatan tidak perlu dihentikan. Flora usus yang normal dapat pulih kembali 3 - 5 hari setelah pengobatan dihentikan.
Gangguan pada saluran pencernaan seperti glossitis, stomatitis, mual, muntah, enterokolitis, kolitis pseudomembran.
Pada penderita yang diobati dengan Ampisilina, termasuk semua jenis penisilina dapat timbul reaksi hipersensitif, seperti urtikaria, eritema multiform. Syok anafilaksis merupakan reaksi paling serius yang terjadi pada pemberian secara parenteral.

Cara Penyimpanan:
Simpan di tempat sejuk dan kering.

Sumber, http://www.dechacare.com/Ampicillin-500-mg-P580.html
http://duniaobat.com/category/tentang-antibiotik/

Berbagai Antibiotik Berdasarkan Jenisnya



Obat antibiotik seringkali diberikan oleh dokter saat Anda menderita penyakit seperti batuk, flu, demam mengalami infeksi, dan lainnya. Seringnya pemberian obat antibiotik oleh dokter umum menyebabkan persepsi bahwa dengan obat antibiotik penyakit akan sembuh. Persepsi ini tidak benar karena setiap antibiotik memiliki fungsi yang berbeda. Fungsi antibiotik tergantung pada jenisnya. Jenis antibiotik antara lain:

Fluroroquinolones adalah jenis antibiotik yang umum. Fungsi antibiotik ini dapat mengatasi berbagai jenis bakteri. Fluroroquinolones dapat mencegah bakteri untuk berkembang biak dan mencegah bakteri memproduksi DNA. Jenisnya antara lain ciprofloxacin, levofloksasin, lomefloxacin, norfloksasin, sparfloxacin, clinafloxacin, ofloksasin, dan trovafloxacin. Efek samping penggunaan obat ini antara lain diare, mual, dan sakit perut.

Tetrasiklin juga merupakan jenis antibiotik yang umum dibagi menjadi Doksisiklin, minosiklin, dan oksitetrasiklin. Fungsi antibiotik ini antara lain untuk membunuh bakteri tifus, jerawat, penyakit kelamin, infkesi saluran kemih dan beberapa bakteri penyakit lainnya. Efek samping obat antibiotik ini antara lain sakit mulut atau lidah, kram perut, dan diare. Antibiotik ini tidak oleh digunakan pada anak dibawah umur 8 tahun terutama saat periode perkembangan gigi. Ibu hamil pun dilarang menggunakan obat antibiotik ini.

Penisilin membunuh bakteri dengan cara memecahkan dinding bakteri. Fungsi antibiotik ini untuk mengobati infeksi gigi, infeksi saluran pernapasan, infeksi telinga dan kulit, kencing nanah, dan infeksi saluran kemih. Ada tiga jenis penisilin yang umum digunakan. Setiap jenis antibiotik penisilin ini memiliki kemampuan yang berbeda. Penisilin alami sangat efektif terhadap Staphylococci, Streptococcus. Aminopenicillin seperti ampicilin dan amoksisilin sangat efektif pada berbagai jenis bakteri dan penisilinase-penahan penisilin dapat mengatasi bakteri enzim. Penisilin memiliki efek samping seperti demam, mual, muntah, dan sakit perut.

Macrolides adalah jenis antibiotik yang efektif dalam mengobati saluran pencernaan, infeksi saluran pernapasan, dan penyakit kelamin. Antibiotik macrolides antara lain eritromisin, klaritromisin, azitromisin, dirithromycin, roxithromycin, troleandomycin. Efek samping antibiotik ini adalah iritasi lambung, mual, muntah, dan diare.

Aminoglikosida dapat menghentikan bakteri dalam memproduksi protein. Obat Antibiotik ini disarankan untuk diminum daripada menggunakan jarum suntik. Bakteri dapat melawan jenis antibiotik ini dengan cepat. Obat antibiotik ini dianjurkan digunakan bersamaan dengan penisilin agar dapat membunuh bakteri dari dua arah. Aminoglikosida antara lain amikasin, gentamisin, kanamisin, neomisin, streptomisin, tobramycin. Efek samping obat ini antara lain kerusakan pada telinga dan pendengaran, dan kerusakan ginjal.

Sefalosporin merupakan jenis antibiotik yang memiliki 3 generasi. Setiap generasi memiliki tingkatan yang berbeda dalam melawan bakteri. Generasi pertama meliputi sefalotin, cepharadine,cephapirin,cefazolin, sefaleksin, dan sefadroksil. Generasi kedua meliputi cefaclor, cefamandole, cefonicid, ceforanide, dan aksetil. Generasi ketiga meliputi cefcapene, cefdaloxime, cefditoren, cefetamet, sefiksim, dan cefmenoxime. Fungsi antibiotik ini antara lain untuk mengobati bronkitis,infeksi kulit, pneumonia, dan radang tenggorokan. Efek samping obat ini antara lain diare, mual, dan kram perut ringan.

Obat antibiotik memiliki fungsi untuk membunuh dan menghentikan proses perkembangan bakteri penyakit dalam tubuh. Penggunaan antibiotik harus sesuai dengan anjuran dokter. Bakteri memiliki kemampuan untuk melawan antibiotik jika Anda salah meminum dosis obat antibiotik atau meminum terlalu banyak. Efek samping antibiotik juga tidak akan terjadi bila Anda meminum antibiotik yang salah dan tidak sesuai dengan penyakit Anda itulah sebabnya kenapa meminum antibiotik harus dibawah pengawasan dokter. Dosis dan jenis antibiotik yang tepat mampu membunuh bakteri. Efek samping dari obat antibiotik juga harus diperhatikan juga penggunaanya terutama bagi anak-anak dan ibu hamil. Beberapa jenis antibiotik sangat berbahaya bagi pertumbuhan anak dan janin dalam kandungan. Antibiotik tidak menjamin Anda akan cepat sembuh, bila diperlukan Anda dapat meminumnya sesuai anjuran dokter.

Sumber : http://duniaobat.com/tentang-antibiotik/berbagai-antibiotik-berdasarkan-jenisnya/